Semanggi Suroboyo, Kudapan Khas yang Mulai Terlupakan

 Semanggi Suroboyo, Kudapan Khas yang Mulai Terlupakan 


Oleh: Douglas Cole 

Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta, kota metropoilitan yang memiliki banyak keindahan kota serta kebudayaan. Surabaya memiliki banyak kebudayaan khas maupun kombinasi kebudayaan dari para perantau yang tinggal di Surabaya. Tak hanya kebudayaan, sejarah di Kota Surabaya sangat kental dan bahkan selalu diingat oleh para penduduknya. Surabaya sering dijuluki sebagai Kota Pahlawan karena sejarah kemerdekaan Indonesia yang melekat di Surabaya. 

Kota Pahlawan adalah julukan yang melekat pada Surabaya karena pertempuran arek-arek suroboyo dengan tentara Belanda setelah kemerdekaan Indonesia. Nama Surabaya sendiri diambil dari kata Suro dan Boyo yang memiliki arti hiu dan buaya. kedua hewan tersebut dieritakan sebagai lengenda terjadinya Surabaya dan dijadikan sebagai simbol dan nama dari Kota Surabaya.

Surabaya juga memiliki banyak makanan khas yang menjadi daya tarik wisatawan. Mulai dari rawon setan, rujak cingur, dan lain sebagainya. Makanan-makanan tersebut mungkin mudah di temui saat ini. Ada salah satu makanan khas Surabaya yang sulit untuk ditemukan dan sedikit asing di telinga wisatawan, yaitu semanggi.


Oleh: surabayarollcake.com

Makanan jadul ini sudah sulit ditemui karena habitat dari daun semanggi sendiri sudah mulai berkurang karena banyak lahan hijan dan danau-danau di Surabaya yang hilang dijadikan fasilitas penunjang perkotaan. Makanan khas Surabaya satu ini memang sedikit mirip dengan pecel dari segi tampilan. Akan tetapi, pecel berisikan sayuran seperti sawi, tauge yang direbus. Sedangkan, semanggi hanya menggunakan daun sayur semanggi yang di rebus dan di siram dengan bumbu special serta disajikan dengan kerupuk. 
Bumbu yang disiram diatas semanggi adalah bumbu khas yang dibuat dengan bahan dasar ketela yang dihaluskan. Kerupuk yang digunakan sebagai pelengkap adalah kerupuk puli yang terbuat dari nasi. Sayangnya, makanan khas dan lezat ini sudah jarang ditemui. Terdapat beberapa penjual keliling yang menjajakan, terkadang pembelinya hanya orang tua yang memang merindukan cita rasa dari semanggi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Bahasa Indonesia

Kampus Putih Malang

Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan

UMM dan Berbagai Bidang Usahanya